Skip to main content

Biografi Toeti Heraty Noerhadi Roosseno - Penyair dan Filsuf Perempuan Indonesia

toeti heraty noerhadi roosseno biografi penyair tokoh

Toeti Heraty menempuh jalan unik dan autentik dari sudut gerakan perempuan. Melalui filsafat, seni, dan budaya ia ber- dialektika dengan diri dan pengalamannya. Ia menjadi subyek bebas otonom dengan mendapat pengakuan dalam struktur resmi.

Banyak yang sebut dirinya sebagai manusia multi dimensi yang menjadi terus. Buktinya nampak dari 3 tanda tangan yang dimiliki yakni atas namanya, suami dan ayahnya. Tanda tangan yang digunakan untuk urusan yang berbeda. Sekaligus ia menampakkan banyak paradoks seperti otonom sebagai pe- rempuan namun mendapat pengakuan dan hormat dari pria di sekitarnya.

Toeti menjadi guru besar, penyair, budayawan, entrepreneur dan filantropi. Ia menjadi agen utama yang mampu membentuk agensi kelompok untuk filsafat feminis dengan jalan seni, budaya dan literasi atas usahanya. Ia banyak menggugat struktur patriarki dan kekerasan berbasis gender. Struktur subordinat yang digugat masih bercokol di sana.

Namun buku-buku tulisannya yang berisi olahan teori dan pengalamannya yang berisi perjalanan pemikiran tentang perempuan dan kemanusiaan terutama dari dunia barat. Di mana dirinya ikut andil mewarnai dengan kesimpulan dan refleksi yang layak menjadi pembelajaran perempuan dalam proses menjadinya.

toeti heraty cemara 6 galeri museum jakarta peter carey

Toeti olah pemikiran Simone de Beauvoir dalam tesis yang dibukukan. Isi buku yang telah ia jalani sehingga ia berhasil menjadi subyek bebas otonom. Melalui transendensi yang ia pilih tanpa konsultasi dengan ayah dan suami melalui pindah lokasi 2 kali secara fisik dan ide. Ia pindah dari ranah domestik di Bandung menuju ranah publik di Jakarta. Di Jakarta dalam waktu singkat ia mendapat multi identitas dan pengakuan sebagai penyair dan budayawan. Pengakuan yang diterima membuat ia menjadi ketua Lingkaran Seni Jakarta, ketua Dewan Kesenian Jakarta, dan Rektor Institut Kesenian Jakarta. Selain itu begitu banyak jabatan struktural yang disandangnya.

Toeti juga menjadi salah satu pendiri banyak lembaga seperti Jurnal Perempuan, Penerbit Obor, Jurusan dan Pasca Sarjana Filsafat, Cemara Galeri 6, Museum Toeti Heraty. Ia juga pernah menjadi ketua dewan penasehat YLBHI* dan memimpin Konggres Budaya di Padang.

Indonesia “ditaklukkan” dalam urusan seni dan budaya. Kema- panan itu membuat ia gelisah lalu ia bergerak kembali dengan ia lakukan transendensi lagi. Dengan ia ke Leiden untuk belajar filsafat atas biaya sendiri. Dua kepindahan yang dimaknai sebagai keputusan point of no return yang berisiko tinggi untuk gagal namun pada akhirnya berdampak membesarkan dirinya dari berbagai dimensi.

Pemikiran C.A. Van Peursen tentang kebudayaan diolah Toeti dalam disertasi yang dibukukan dalam judul “Aku dalam Budaya”. Dengan jeli Toeti berhasil menangkap hubungan subyek dan obyek yang berelasi dalam peristiwa budaya. Buku yang bisa jadi rujukan dalam membuat strategi kebudayaan dengan mempertimbangkan subyek mistis, ontologi, fungsional, dan semiotik yang ditambah kemudian terkait dengan post modern. Sekaligus mengatasi relasi yang mengobyekkan manusia dan alam.

* YLBHI singkatan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum

toeti heraty roosseno plaza jakarta eka budianta pameran lukisan

Pekerjaan Toeti yang lain adalah di Universitas Indonesia. Ia menjadi ketua pasca sarjana filsafat yang sebelumnya jadi ketua jurusan. Selama 22 tahun keterlibatannya telah lahirkan 152 magister dan 47 doktor filsafat dari berbagai disiplin ilmu. Toeti menjadi promotor 15 doktor yang ia dampingi dari awal hingga akhir melalui proses dialektika pemikiran yang men- dalam. Olahan pemikiran bersama yang tentu jadi tanggung jawab promovendus ini juga dibukukan.

Toeti Heraty lahir dari keluarga ningrat dari ayah maupun ibu. Sulung dari 6 bersaudara. Ayahnya orang besar Indonesia yang berpartner bisnis dengan Soekarno dan pernah menjadi menteri. Sekaligus mereka berteman sehingga Toeti pernah bertemu dengan Soekarno, Fatmawati, dan Hartini. Kecerdasan Toeti dari kecil membanggakan ayahnya. Roosseno, ayahnya tinggalkan banyak bangunan heritage di Jakarta, Yogya, dan tempat lain untuk Indonesia. Juga ia wariskan Biro Oktroi Roosseno yang bergerak di bidang hak paten untuk dikelola Toeti. Ia mampu berjarak dengan ayah dan ibunya sehingga ia bisa bebas memilih dirinya mau menjadi apa.

Barangkali berkat hobi baca buku sejak kecil itulah yang menjadikannya punya alternatif ide. Buku menjadikannya seorang penjelajah dunia pemikiran. Dari muda ia telah baca buku-buku yang ditulis oleh Nietzche, Krisnamurti, Bertrand Russell. Selain itu Toeti terbentuk untuk ambil posisi marginal berjarak dalam pikiran terhadap peristiwa dan masalah yang menimpa sehingga ia terpola untuk menjadi pengamat dan pencatat. Posisi marginal ini kata Toeti dalam buku yang ditulis barangkali menjadi sumber kemampuan kreatifnya yang bisa olah logika sekaligus emosi. Yang menjadi energi kuat untuk ia menulis syair dan menuangkan ide pemikiran kreatifnya.

toeti heraty roosseno inda cemara 6 jakarta seruni bodjawati

Toeti menulis banyak kumpulan sajak yang telah jadi beberapa buku. Sajaknya pertama dimuat di majalah sastra bergensi bernama Horizon. Dengan mendapat ulasan dari Subagio Sastrowardoyo. Buku kumpulan sajaknya diterbitkan Pustaka Jaya tahun 1971 berjudul “Sajak-Sajak 33”. Di sana ada sajak berjudul “Manifesto” yang begitu terkenal. Ia juga menulis buku prosa lirik tentang Calon Arang dari perspektif feminis. Buku prosa lirik lainnya tentang ratu yang hidupnya tragis bernama Rainha Boki Raja. Toeti sebagai penyair feminis tidak hanya dikenal di Indonesia. Ia terlibat banyak acara tingkat dunia sebagai penyair perempuan. Sajaknya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Perancis, Jepang, Bulgaria, Korea, dan Italia.

Toeti Heraty yang beproses menjadi terus melalui petualangan lokasi dan Pemikiran. Ia menjadi manusia kosmopolitan dengan pusat di rumah Cemara Jakarta. Dari sana ia ke Bali, Bogor, Amsterdam, Paris, Melbourne, Singapura dan banyak tempat lain. Ketika kecil ia telah keliling tempat tinggal dari Bandung ke Madiun, Kediri, Yogyakarta. Studipun jadi eksperimennya dalam mencari. Mulai belajar kedokteran lalu psikologi yang berakhir sebagai profesor filsafat.

Di mana ia berada secara fisik maupun pemikiran. Ia selalu memberi warna penting. Semua yang disentuh menjadi wujud jelas. Kecuali di bidang politik dalam keterlibatannya di masa awal di PAN (Partai Amanat Nasional). Ia mengaku dalam buku yang ditulis kalau ia tak mampu memberi warna. Nilai yang berbeda itulah yang menjadi penyebab. Pada akhirnya di Desember 2018 ia dengan 4 pendiri PAN lainnya membuat surat terbuka yang meminta Amin Rais tak terlibat urusan politik. Keterlibatan di urusan politik lainnya adalah di Suara Ibu Peduli bersama murid-muridnya. Selain buku-buku antologi sajak dan pemikiran sebagai peninggalannya. Ia juga punya gedung indah yang dicintai di lokasi strategi sebagai galeri, museum dan kantor hak paten di Jakarta.

Untuk semua kontribusinya di bidang seni dan budaya. Toeti mendapat penghargaan dari pemerintah Belanda dan Perancis.

toeti heraty noerhadi roosseno buku sastra sajak puisi

Dari pemerintah Indonesia Toeti menjadi 2 penghargaan kebudayaan, yang pertama dari Kemendikbud dan yang kedua dari Presiden Joko Widodo berupa Gelar Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma.

Di usianya di atas 80 tahun Toeti masih aktif berkarya. Ia pimpin Jurnal Budaya dan Filsafat Mitra dari Yayasan Mitra Budaya, yang jadi inisiator pemugaran candi Borobudur. Kiprahnya dalam pemugaran Taman Fatahillah Jakarta yang dimulai ketika jadi ketua Lingkaran Seni Jakarta diteruskan dalam Lingkaran Warisan Kota Tua Jakarta yang berhasil memugar Masjid Angke tahun 2017. Toeti juga aktif di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Akademi Jakarta dan Dewan Penyantun Jakarta Chamber Orchestra. Toeti masih menerbitkan buku yang diluncurkan di hari-hari istimewanya di hari tuanya. *Teks oleh Esthi Susanti Hudiono.

Lukisan oleh Seruni Bodjawati. Judul: Malam Sejuta Sajak (Toeti Heraty), Ukuran: 130 x 100 cm. Media: Akrilik pada kanvas. Tahun: 2019. Koleksi Cemara 6 Galeri-Museum Jakarta.

Ingin mengoleksi karya lukisan asli Seruni Bodjawati? Hubungi: 085602897020 (WhatsApp). Gratis biaya pengiriman, sertifikat resmi, dan berbagai bonus ekslusif.

If you would like to buy original paintings directly from the artist, order custom art or any business inquiries, please contact: +6285602897020 (WhatsApp), e-mail: serunibodjawati@gmail.com, or Direct Message on Instagram @seruni_bodjawati

Worldwide Shipping 

Popular posts from this blog

Art Gallery Jakarta: A Premier Collection of Indonesian Masterpieces

Discover an exquisite world of art at Art Gallery Jakarta, a haven for art enthusiasts and collectors alike. With a stunning array of over 700 masterful artworks, including paintings, sketches, and sculptures, our gallery proudly showcases the legacy of renowned Indonesian artists who have shaped the nation's art scene. Our distinguished collection proudly showcases an impressive roster of renowned artists, each contributing a unique and captivating perspective to the world of art. From the timeless paintings of Basuki Abdullah and the evocative narratives of Dullah to the vibrant canvases of Hendra Gunawan and the thought-provoking visions of Hendro Juwono, our gallery presents a harmonious blend of artistic mastery. Discover the emotive sculptures of Surono, the intricate sketches by Kartono Yudhokusumo, and the enchanting creations of Widayat and Saptoto. Immerse yourself in the creative brilliance of Batara Lubis, Djajeng Asmara's intricate details, and the captivating expr

Order Lukisan Buddha Handmade Kanvas karya Pelukis Seruni Bodjawati

Apakah Anda mencari karya seni yang tidak hanya memperindah ruangan Anda, tetapi juga memberikan rasa damai dan keselarasan? Semua itu bisa ditemukan dalam lukisan-lukisan Buddha karya pelukis Seruni Bodjawati yang dibuat handmade menggunakan cat akrilik di atas kanvas . Melalui setiap sapuan kuasnya, Seruni menghadirkan energi Boddhicitta, menginspirasi dan menyembuhkan dengan karya seni yang memikat. Boddhicitta: Sentuhan Spiritual dalam Setiap Lukisan Setiap kali Seruni Bodjawati melukis, dia melakukan praktik Boddhicitta, semangat penuh cinta kasih untuk semua makhluk, ke dalam setiap goresan kuasnya. Inilah yang membuat karyanya begitu istimewa dan hidup. Lukisan Seruni bukan sekadar karya seni visual; namun juga realisasi dari praktik Dharma dan pengalaman spiritual yang mendalam. Pengalaman Zen Buddhisme 8 Tahun: Kebijaksanaan yang Mengalir dalam Setiap Detail Seruni bukan hanya seorang pelukis; dia adalah seorang meditator Zen yang telah mengabdikan dirinya selama 8 tahun dala